cover
Contact Name
Jakiatin Nisa
Contact Email
sosiodidaktika.fitk@uinjkt.ac.id
Phone
+6221-7401925
Journal Mail Official
sosiodidaktika.fitk@uinjkt.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda, No. 95, Ciputat, Tangerang 15412 http://jounal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK Email: sosiodidaktika.fitk@uinjkt.ac.id
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal
ISSN : 23561386     EISSN : 24429430     DOI : 10.15408
Sosio Didaktika: Social Science Education Journal publishes and disseminates lecturers’ research results and analyses, master students’ theses research, and doctoral students’ dissertations research from various colleges/universities in Indonesia. The results of research and analysis contained in the journal accommodate manuscripts on integrated social sciences, history, economics, sociology, geography, and other relevant social sciences.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2016)" : 10 Documents clear
RESEARCHING MORAL AND CITIZENSHIP EDUCATION IN MALAYSIA: PERSONAL REFLECTIONS ON THE ISSUE OF IMPARTIALITY IN DOING PHILOSOPHICAL RESEARCH ON PLURALISM Nur Surayyah Madhubala Abdullah
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.746 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4472

Abstract

AbstractIn the process of conducting a philosophical examination on the conceptualization of pluralism within moral and citizenship education in Malaysia, I was faced with an ethical issue about impartiality.  This article considers this issue in the context of my research through my reflections and what I learnt from them about conducting philosophical research on complex and controversial concepts. This article describes issues I faced in my research and the understanding I gained about researching complex and controversial topics in philosophical and other research. It goes on to suggest how addressing this issue in the research process provided an opportunity for myself as a researcher to obtain reflective positioning on the issue of research on such topics. The paper concludes that such positioning provides a reason for researcher to take a more communicative stand when researching topics of a similar nature to obtain a proper understanding of a concept within their research. AbstrakDi dalam proses penelitian filosofis terhadap konseptualisasi pluralisme dalam pendidikan moral dan kewarganegaraan di Malaysia, peneliti dihadapkan pada isu-isu etis tentang imparsialitas. Artikel ini menyoroti isu-isu etis tentang imparsialitas dalam konteks penelitian, melalui refleksi pribadi dan apa yang saya pelajari dari hal-hal itu mengenai pelaksanaan penelitian filosofis dalam konsep yang kompleks dan kontroversial. Artikel ini menjelaskan isu yang saya hadapi di dalam penelitian saya dan pemahaman yang saya dapatkan menyangkut penelitian yang bertopik kompleks dan kontroversial dalam aspek filosofis. Artikel ini menyarankan bagaimana cara menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan isu-isu etis tentang imparsialitas melalui proses penelitian sehingga memberi kesempatan untuk mendapatkan posisi reflektif pada isu penelitian tersebut. Artikel ini menyimpulkan bahwa posisi tersebut memberikan alasan bagi peneliti untuk mengambil sikap lebih komunikatif ketika meneliti topik yang serupa guna mendapatkan pemahaman yang tepat.Pengutipan: Abdullah, N. S. M. (2016). Researching Moral and Citizenship Education in Malaysia: Personal Reflection on the Issue of Impartiality in Doing Philosophical Research on Pluralism. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 105-114. doi:10.15408/sd.v3i2.4472.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4472
MENDIDIK PRIBADI BERKARAKTER “UWA HAENG WULANG, LANGKAS HAENG NTALA” Yohanes Servatius Lon
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.749 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4387

Abstract

AbstractThis article is a socio-cultural comparative study on character education in general and the philosophy and local wisdom within the culture of Manggarai-NTT people that is  “uwa haeng wulang, langkas haeng ntala” (grow up to the moon, and be high up to the sky). For the Manggaraian people, character education should be done optimally (maximally) in order to obtain highest achievement. The expectation is completed with strong personality as described in the phrase “wake caler ngger wa, saung bembang ngger eta” (be rooted in the deepest earth, and reach the outward world). By the comparison, character education in Indonesia will be easily implemented in local context. Moreover, the dialog between the two values will enrich the picture of character education in Indonesian.AbstrakArtikel ini merupakan suatu kajian sosio-budaya perbandingan antara konsep pendidikan karakter pada umumnya dengan filosofi dan kearifan lokal orang Manggarai yakni “uwa haeng wulang, langkas haeng ntala” (bertumbuh sampai ke bulan, tinggi sampai ke langit). Bagi orang Manggarai, pendidikan karakter tidak boleh dilakukan setengah-setengah atau sekadarnya saja. Pendidikan harus dibuat secara optimal agar tercapai cita-cita yang tinggi. Cita-cita itu dilengkapi dengan jati diri yang kokoh seperti dilukiskan dengan “wake caler ngger wa, saung bembang ngger eta” (pribadi yang berakar kuat/ke dalam dan berwawasan luas/ke luar). Melalui perbandingan ini, pendidikan karakter yang dicita-citakan oleh negara Indonesia lebih mudah dilaksanakan di dalam konteks lokal. Lebih dari itu, dialog keduanya dapat saling memperkaya wajah pendidikan karakter di Indonesia. Pengutipan: Lon, Y. S. (2016). Mendidik Pribadi Berkarakter “Uwa Haeng Wulang, Langkas Haeng Ntala”. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 166-174. doi:10.15408/sd.v3i2.4387.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4387
MULTIKULTURALISME DAN TANTANGANNYA DI INDONESIA: JEJAK KESETARAAN ETNIS DAN KULTUR DI PURA REPUBLIK/ GAMBUR ANGALAYANG KUBUTAMBAHAN BALI I Made Pageh
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.26 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4344

Abstract

AbstractLocal wisdom to knit harmony among religious believers can be found in North Bali, which is in the Pura Negara Gambur Angalayang. This temple is loaded with messages of multiculturalism within the meaning of good practices pluralism life, both against race, religion, ethnicity, and culture, which proves that multiculturalism had occurred long before the West started. Challenges Indonesia today is their radicalism and terrorism in the name of religion and poverty as the basis. Pura Negara Gambur Angalayang is a monument in a religious context, which became an integrative factor for an assortment of religious, ethnic, and cultural in promoting cross cultural life in North Bali. Learning from history, integrative factor which is local wisdom is very suitable to be used as a model of multicultural education, while useful to pursue future ties Indonesian people to prosperity and well-being (gemah ripah loh jinawi).AbstrakKearifan lokal dalam merajut kerukunan antarumat beragama dapat ditemukan di Bali Utara, yaitu di Pura Negara Gambur Angalayang. Pura ini sarat dengan pesan makna multikulturalisme dalam good practices kehidupan pluralisme, baik terhadap ras, agama, etnik, maupun budaya, yang membuktikan bahwa multikulturalisme sudah terjadi jauh sebelum bangsa Barat memulainya. Tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah munculnya gerakan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama dan kemiskinan sebagai dasarnya. Pura Negara Gambur Angalayang merupakan monumen dalam konteks religi, yang menjadi faktor integratif bagi bermacam-macam umat beragama, etnik, dan budaya dalam kehidupan yang bersifat cross cultural di Bali Utara. Belajar dari sejarah, faktor integratif yang merupakan local wisdom (kearifan lokal) ini sangat cocok untuk dijadikan model pendidikan multikulturalisme, sekaligus berguna untuk meniti pertalian masa depan bangsa Indonesia menuju kemakmuran dan kesejahteraan (gemah ripah loh jinawi).Pengutipan: Pageh, I. M. (2016). Multikulturalisme dan Tantangannya di Indonesia: Jejak Kesetaraan Finis dan Kultur. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 115-125. doi:10.15408/sd.v3i2.4344.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4344
PROFIL KOMITMEN RELIGIUS DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN Ade Aisyah; Dede Rohaniawati; Neng Gustini
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.72 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4392

Abstract

AbstractThis study aims to determine differences in religious commitment and Teaching Faculty of SMA and MA (Pesantren) background, and its implications for learning. This research approach is quantitative descriptive and comparative techniques using questionnaires, the study documentation, and observation. The research data were analyzed using descriptive statistical analysis techniques and inferential. Research hypothesis testing using the comparative analysis is the t-score. The results showed that: there were significant differences of religious commitment among students of Faculty of SMA and MA (Pesantren) backgrounds. Obtained value t = -6.588 with df = 66 and p-value (2 sides / 2-tailed) = 0,000 so it can be concluded that the average score in the student questionnaire with SMA background, is smaller than MA (Pesantren) background. The results showed that there were differences in the profile dimensions religus commitment. First, the lack of communal dimension in the educational backgrounds of students MA (Pesantren). Second, high communal dimension in the educational backgrounds of students in SMA. Third, the dimensions of the experience both equally lacking. Fourth, the dimensions of both beliefs are equally high.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komitmen religius mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berlatar belakang pendidikan SMA dan MA (Pesantren), serta implikasinya dalam pembelajaran. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif dan teknik komparatif dengan menggunakan instrumen angket, studi dokumentasi, dan observasi. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis komparasi yaitu t-score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada perbedaan yang signifikan tentang komitmen religius antara mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berlatar belakang pendidikan SMA dan MA (Pesantren). Didapat nilai t=-6,588 dengan dk=66 dan p-value (2 sisi/2-tailed)=0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor angket di mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berlatar belakang pendidikan SMA lebih kecil daripada MA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan profil dalam dimensi-dimensi komitmen religus. Pertama, kurangnya dimensi komunal pada mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan  MA (Pesantren). Kedua, tingginya dimensi komunal pada mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan SMA. Ketiga, pada dimensi pengalaman keduanya sama-sama kurang. Keempat, pada dimensi keyakinan keduanya sama-sama tinggi. Pengutipan: Aisyah, A., Rohaniawati, D., Gustini, N. (2016). Profil Komitmen Religius dan Implikasinya Bagi Pendidikan. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 175-183. doi:10.15408/sd.v3i2.4392.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4392
Analisis Faktor Integrasi Sosio-Kultural-Historis pada Masyarakat Multikultural Muhamad Arif
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.964 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4374

Abstract

AbstractPost-1998 reform of the Indonesian nation was shocked by the social conflict that was previously unimaginable. The social conflict immediately arouse awareness to build a positive attitude through the effort to explore the factors of integration in a society. This article aims to explore the factors of integration in a multicultural society. For qualitative descriptive study was carried out, by doing participant observation, in-depth interviews, and documentation. The result was found three factors of integration as follows. First, the historical factors concerning the friendly relations between the Mataram kingdom and the kingdom of Buleleng, which boiled down to the relationship of brotherhood and kinship, between the Muslims and the Hindus that took place since the 17th century. Secondly, the occurrence of inter-ethnic marriages (amalgamation) among the Javanese and Balinese thus eliminating the psychological distance and distance sociological, reinforced with Menyama Braya conception and Ukhuwah Basyariah conception. Third, assimilation and acculturation between Islamic culture and the culture of Bali that still survive today.AbstrakPasca reformasi 1998 bangsa Indonesia dikejutkan oleh konflik sosial yang tak terbayangkan sebelumnya. Konflik sosial tersebut segera menggugah kesadaran untuk membangun sikap positif melalui upaya menggali factor-faktor integrasi dalam suatu masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor integrasi dalam masyarakat Pegayaman yang multikultural. Untuk itu dilakukan penelitian deskriptif kualitatif, dengan melakukan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasilnya adalah ditemukan adanya tiga faktor integrasi sebagai berikut. Pertama, faktor historis menyangkut hubungan persahabatan antara kerajaan Mataram dan kerajaan Buleleng, yang mengerucut pada hubungan persaudaraan dan kekeluargaan, antara orang-orang Islam dan orang-orang Hindu yang berlangsung sejak abad ke-17. Kedua, terjadinya perkawinan antaretnik (amalgamasi) antara orang-orang Jawa dengan orang-orang Bali sehingga menghilangkan jarak psikologis dan jarak sosiologis, yang diperkuat dengan konsepsi menyama braya dan konsepsi ukhuwah basyariah. Ketiga, terjadinya asimilasi dan akulturasi antara budaya Islam dan budaya Bali yang masih bertahan hingga saat ini.Pengutipan: Arif, M. (2016). Analisis Faktor Integrasi Sosio-Kultural-Historis pada Masyarakat Multikultural. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 126-134. doi:10.15408/sd.v3i2.4374.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4372
PENGARUH SELF-EFFICACY GURU DAN KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Fitranty Adirestuty; Eri Wirandana
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.322 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4017

Abstract

AbstractThe problem in this research is the declining student achievement in economic subjects seen from the UN (National Examination) SMA throughout Ciamis District. The method used was a survey, while technical analysis of test data using path analysis. Samples used as many as 33 teachers.The results showed that teachers’ self-efficacy and motivation to learn in the medium category, while the creativity of teachers in the low category.The conclusion of the study are (1) self-efficacy of teachers negatively affect students’ motivation, (2) creativity teachers have a positive influence on the students motivation, (3) self-efficacy of teachers have a positive influence on student achievement. (4) the creativity of teachers have a positive influence on student achievement. (5) students’ motivation negative effect on student achievement.AbstrakArtikel ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap menurunnya prestasi belajar siswa pada Matapelajaran Ekonomi dilihat dari nilai UN (Ujian Nasional) anak-anak SMA Negeri se-Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan adalah survey, sedangkan teknis analisis data menggunakan uji path analysis. Sampel yang digunakan sebanyak 33 guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) self-efficacy guru berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar siswa, (2) kreativitas guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, (3) self-efficacy guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, (4) kreativitas guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. (5) motivasi belajar siswa berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa.Pengutipan: Adirestuty, F.,  Wirandana, E. (2016). Pengaruh Self-Efficacy Guru dan Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 158-165. doi:10.15408/sd.v3i2.4017.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4017
SOSIOLOGI DIGITAL: SUATU PARADIGMA BARU DALAM KAJIAN ILMU SOSIAL T Tendi
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.905 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.5055

Abstract

AbstractThis article is a description or an overview about the development of digital sociology as part of a contemporary sociology studies. In order to make the article more firmly, the author have searched a lot of data and conducted a study of literature. The world kept turning and growing very fast, if social science studies do not well developed to match the moves, then it will will inevitably be left behind and knowledge is no longer relevant. Therefore, new knowledge contextually relevant to the times become an extremely important point to note. Digital sociology which in recent years have become the talk of the world scholars is one of the new paradigm that needs to be explored by practitioners and social scientists. The contemporary context which is offered by digital sociology is a response to the development of technology and a new life space or called as the cyberspace, which is attracting many people from the real world to be involved in it.AbstrakArtikel ini adalah sebuah deskripsi yang merupakan gambaran mengenai perkembangan sosiologi digital sebagai bagian dari kajian sosiologi kontemporer. Agar tulisan ini lebih ber-nash, maka penulis banyak mencari data dengan melakukan kajian kepustakaan. Dunia ini terus berputar dan berkembang dengan sangat cepat, jika kajian ilmu sosial tidak turut pula dikembangkan untuk menyamai gerak perubahan itu maka pasti akan tertinggal dan pengetahuannya tidak lagi relevan. Karena itu, pengetahuan baru yang konteksnya sesuai dengan zaman menjadi suatu hal yang amat penting untuk diketahui. Sosiologi digital yang beberapa tahun belakangan ini menjadi perbincangan para akademisi dunia merupakan salah satu paradigma baru yang perlu didalami oleh para praktisi dan ilmuwan sosial. Konteks kekinian yang ditawarkan sosiologi digital merupakan jawaban atas berkembangnya teknologi dan suatu ruang kehidupan baru bernama dunia maya yang telah melibatkan banyak orang dari dunia nyata untuk berkecimpung di dalamnya.Pengutipan: Tendi. (2016). Sosiologi Digital: Suatu Paradigma Baru dalam Kajian Ilmu Sosial . SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 135-146. doi:10.15408/sd.v3i2.5055.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.5055
PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMA DI KOTA BANDUNG Yoga Septian
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.611 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4386

Abstract

AbstractBandung has a number of environmental problems, such as waste production very much, the higher the frequency of flooding, water quality also Cikapundung down due to pollution factory waste and garbage. In connection with these conditions, do research on the subject of research all students at the secondary school level (SMA) in Bandung with a sample of 200 people. Research questions are: (1) how the influence of environmental knowledge on environmentally friendly behavior of learners in Bandung? (2) how the influence of environmental care attitude towards environmentally friendly behavior of learners in Bandung? (3) how the influence of environmental knowledge on environmentally friendly behavior, (4) how the influence of knowledge and a caring attitude towards the environment environmentally friendly behavior? The results showed: the effect of environmental knowledge on environmentally friendly behavior amounted to 0.1%, the effect of environmental care attitude towards environmentally friendly behavior at 0%, the effect of environmental knowledge on the attitudes of environmental care by 6.2%, and the influence of knowledge and a caring attitude towards the environment environmentally friendly behavior by 1%.AbstrakKota Bandung memiliki sejumlah masalah lingkungan, antara lain produksi sampah sangat banyak, frekuensi banjir semakin tinggi, juga kualitas air Cikapundung turun akibat pencemaran limbah pabrik dan sampah. Sehubungan dengan kondisi tersebut, dilakukan penelitian dengan subjek penelitian seluruh peserta didik pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bandung dengan sampel sebanyak 200 orang. Pertanyaan penelitiannya adalah: (1) bagaimanakah pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap perilaku ramah lingkungan peserta didik di Kota Bandung? (2) bagaimanakah pengaruh sikap peduli lingkungan terhadap perilaku ramah lingkungan peserta didik di Kota Bandung? (3) bagaimanakah pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap perilaku ramah lingkungan, (4) bagaimanakah pengaruh pengetahuan dan sikap peduli lingkungan terhadap perilaku ramah lingkungan? Hasil penelitian menunjukan: pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap perilaku ramah lingkungan sebesar 0,1%, pengaruh sikap peduli lingkungan terhadap perilaku ramah lingkungan sebesar 0%, pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap sikap peduli lingkungan sebesar 6,2%, dan pengaruh pengetahuan dan sikap peduli lingkungan terhadap perilaku ramah lingkungan sebesar 1%. Pengutipan: Septian, Y. (2016). Perilaku Ramah Lingkungan Peserta Didik SMA di Kota Bandung. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 193-201. doi:10.15408/sd.v3i2.4386.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4386
MODEL PEMBELAJARAN ISU-ISU KONTROVERSIAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Jenny K. Matitaputy
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.887 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4365

Abstract

AbstractLearning history has a meaning that is very important in shaping the characteristics of the community and the nation. History as part of a social science that has extensive learning resources, both in the classroom or outside the classroom. This article seeks to provide an overview of the development of the learning model of controversial issues in the teaching of history. Through the development of learning models of controversial issues are expected to study history will be able to train and develop students’ critical thinking skills and to train and develop a tolerant attitude while dealing with different situations and conditions (pros and cons). Through learning model of controversial issues, the teaching of history is no longer monotonous and boring, but dynamic and exciting learning.Abstrak Pembelajaran sejarah mengandung makna yang sangat penting dalam membentuk karakteristik masyarakat dan bangsa. Sejarah sebagai bagian dari IPS memiliki sumber belajar yang luas, baik di dalam kelas ataupun di luar kelas. Artikel ini berusaha memberikan gambaran tentang pengembangan model pembelajaran isu-isu kontroversial dalam pembelajaran sejarah. Melalui pengembangan model pembelajaran isu-isu kontroversial diharapkan pembelajaran sejarah akan mampu melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa serta melatih dan mengembangan sikap toleran saat berhadapan dengan situasi dan kondisi yang berbeda (pro dan kontra). Melalui model pembelajaran isu-isu kontroversial, pembelajaran sejarah bukan lagi bersifat monoton dan membosankan, melainkan pembelajaran yang dinamis dan menarik.Pengutipan: Matitaputty, J. K. (2016). Model Pembelajaran Isu-isu Kontroversial dalam Pembelajaran Sejarah. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 184-192. doi:10.15408/sd.v3i2.4365.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4365
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BULLYING DI KALANGAN PESERTA DIDIK Windi Sartika Lestari
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.644 KB) | DOI: 10.15408/sd.v3i2.4385

Abstract

AbstractThis study examines the family factors, factors peers, and the mass media factor as a cause of bullying among students of SMPN 2 South Tangerang City. The research method using qualitative methods, and the type of research is a case study. Researchers took the data by interviewing, observation and documentation. In this study, researchers obtained data: (1) family factors underlying causes of bullying behavior among learners either because less harmonious family, (2) factors peer into the causes of bullying among students one of them due to the high intensity of communication among peers that enable learners are incited by his friends who negatively oriented, (3) the mass media factor is causing the bullying behavior among learners, for their abuse of social media as a medium to carry out the bully in the form of non-verbal.AbstrakPenelitian ini meneliti tentang faktor keluarga, faktor teman sebaya, dan faktor media massa sebagai penyebab bullying di kalangan peserta didik SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Peneliti mengambil data dengan teknik wawancara, observasi dan  dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data: (1) faktor keluarga menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying di kalangan peserta didik salah satunya karena keluarga yang kurang harmonis, (2) faktor teman sebaya menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying di kalangan peserta didik salah satunya karena tingginya intensitas komunikasi antar teman sebaya yang memungkinkan peserta didik ini terhasut oleh teman-temannya yang berorientasi negatif, (3) faktor media massa menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying di kalangan peserta didik, karena adanya penyalahgunaan media sosial sebagai media untuk melakukan bully dalam bentuk non-verbal (teks). Pengutipan: Lestari, W. S.  (2016). Analisis Faktor-faktor Penyebab Bullying di Kalangan Peserta Didik. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3(2), 2016, 147-157. doi:10.15408/sd.v3i2.4385.Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i2.4385

Page 1 of 1 | Total Record : 10